Madu klanceng ialah madu yang dihasilkan dari lebah madu tak bersengat spesies Trigona (Trigona sapiens dan Trigona clypearis) yang bertahan hidup dengan cara menggigit, bukan menyengat. sarang lebah klanceng berbentuk seperti pot atau kendi bulat yang melintang secara horizontal.
Budidaya lebah Klanceng atau Trigona, cenderung sederhana, dengan persyaratan utama vegetasi atau keberadaan tanaman yang cukup untuk mendukung produksi madu. Jika vegetasi tanaman kuantitasnya terpenuhi maka dapat mendukung harapan produksi madu yang banyak.
Madu lebah Klanceng sangat berbeda dengan yang beredar di pasaran sebab memiliki rasa dan aroma tersendiri. Madu Klanceng mengandung propolis sehingga khasiatnya empat kali lipat dari madu lebah lainnya. Madu Klanceng dikumpulkan oleh lebah dari berbagai nectar multiflora di alam bebas tanpa pemberian pakan tambahan sehingga murni.
Ada sedikitnya 3 jenis madu yang beredar di pasaran seperti berikut ini :
- Madu Palsu
Madu Palsu adalah cairan yang menyerupai madu, yang di buat oleh manusia dengan mencampurkan beberapa macam bahan kimia, dan tidak ada kandungan madu sama sekali. Hal ini tentunya sangat berbahaya jika di konsumsi oleh manusia.
- Madu Asli
Madu asli adalah madu yang dihasilkan oleh lebah. Dalam prosesnya bisa jadi lebah mengonsumsi air gula yang disediakan oleh peternak, yang sengaja menambahkan makanan tambahan karena vegetasi ( sumber pakan ) di sekitar budidaya tidak mencukupi untuk koloni lebah yang dipelihara.
- Madu Murni
Madu murni adalah madu yang di hasilkan dari nektar tumbuhan yang diambil oleh lebah, serta kemudian di proses secara alami dan menghasilkan madu. Lebah tidak perlu di beri tambahan makanan, karena vegetasi alami sudah tersedia, seperti ditempat budidaya kami di Desa Persiapan Pangkalan Lada, yang secara jenis tumbuhannya sangat beragam, sehingga bisa menghasilkan madu kelulut / klanceng yang murni dan berkhasiat tinggi bagi manusia.
Madu lebah Klanceng ini di budidayakan oleh salah satu warga Desa Persiapan Pangkalan Lada RT. 02 Bapak Eko Wardi. Usaha tersebut dimulai sejak Agustus 2020, dengan modal awal pembelian 23 koloni (Klanceng). Lebah Klanceng sudah dapat di panen setelah 6 bulan pembelian awal koloni dengan menghasilkan madu sebanyak 200-600 ml.